Pantai Marina Ampana

Pantai Marina ini terletak di ujung kota Ampana Kabupaten Tojo Unauna.

My Second son.... ANDRA

Andra.. kaget saat tahu kalau dirinya dijepret.. cepat besar my son..

Desa Kabalutan di Kepulauan Togean 2008

Desa yang berpenghuni sekitar 2000 orang, yang rata-rata dari suku Bajo..

Brimob di Tanah Runtuh Poso.

Insiden kontak senjata antara polisi dan kelompok sipil bersenjata di kawasan Gebangrejo,Poso Kota 22 Januari 2007 yang menewaskan empat belas orang masih meninggalkan kisah dan trauma yang mendalam.

Pantai Talise

Matahari senja di Pantai Talise Palu.

Brimob di Tanah Runtuh Poso.

Insiden kontak senjata antara polisi dan kelompok sipil bersenjata di kawasan Gebangrejo,Poso Kota 22 Januari 2007 yang menewaskan empat belas orang masih meninggalkan kisah dan trauma yang mendalam.

Sunset Wakai

Sunset di pelabuhan Desa Wakai Kepulauan Togean.

Selasa, 01 Maret 2011

ALERT! WARTAWAN METRO TV DI POSO DIKEROYOK MAHASISWA


Subandi Arya, Koresponden Metro TV dan Surat Kabar Harian Media Alkhairaat di Poso, Sulawesi Tengah, Senin (28/02/2011) sekitar pukul 13.30 Waktu Indonesia Tengah dikeroyok oleh sekitar 20 orang mahasiswa Universitas Sintuvu Maroso (Unsimar).



Pemukulan itu terjadi di Kampus Universitas Sintuvu Maroso Poso. Pelaku pemukulan diduga mahasiswa Unsimar. Pemukulan terjadi dari halaman Kampus itu kemudian dibawa ke ruangan Dekan Fisip Unsimar. Di dalam ruangan ia kemudian tetap dipukuli. Pemukulan berhenti ketika sejumlah mahasiswa menghentikan aksi pemukulan Koresponden Metro TV itu.

Kemudian Subandi berhasil dievakuasi oleh aparat Intelijen dan Keamanan dari Kepolisian Resor Poso. Subandi kemudian diamankan di Kantor Polres Poso.

Dari penelusuran awal diduga pemukulan terkait dengan berita yang dilansir oleh Media Alkhairaat. Berita dimaksud dilansir oleh Alkhairaat, Edisi Jumat, 25 Februari 2011. Berita tersebut berjudul: Mahasiswa Rusak Fasilitas Kampus. Ini terkait dengan protes pengelolaan dana kemahasiswaan di Universitas milik Pemerintah Kabupaten Poso itu.

Dalam berita tersebut Subandi menulis sejumlah anggota Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Unsimar menggelar aksi dengan membakar belasan kursi di halaman kampus, melempari kaca-kaca jendela ruangan rektorat. Dalam aksi itu kelompok mahasiswa ini meminta Rektor Unsimar Lefran Mango mengundurkan diri dan tidak lagi mencalonkan diri pada pemilihan rektor periode 2011-2015. Dalam berita tersebut Subandi mengutip seorang sumber mahasiswa bernama Khutbah, yang mengatakan bahwa aksi tersebut tidak lagi murni untuk kepentingan mahasiswa, karena sudah mengarah kepada pembunuhan karakter Rektor Unsimar.

Berita itu menurut kelompok mahasiswa tadi keliru. Mereka menyebutkan bahwa aksi mereka murni untuk kepentingan mahasiswa.

Demikian ALERT! ini disampaikan.


MINTA KETUA ADAT DIBEBASKAN, PENAMBANG MENGAMUK DI MAPOLRES PALU

PALU, (28,2) - Ribuan penambang emas tradisional Poboya Palu, sore tadi mendatangi Mapolres Palu. Ribuan penambang ini meminta agar Ketua Dewan Adat Poboya, Ali Djalaluddin dibebaskan dari tahanan Polres Palu. Ali Djalaluddin ditahan akibat menganiaya warga.



Massa penambang yang datang ke mapolres palu dengan menggunakan belasan mobil ini, langsung menyerbu masuk dengan memanjat pagar Mapolres Palu. Polisi yang tidak siap didatangi massa, kalang kabut. Bahkan, seorang pengunjukrasa yang dilarang untuk memasuki halaman polres, melakukan perlawanan. Aksi adu jotos pun terjadi.

Para penambang ini datang ke Mapolres Palu sambil mengacung-acungkan parang. Beberapa penambang yang emosi, memasuki halaman mapolres dengan parang terhunus. Beruntung, aksi para penambang ini bisa diredam aparat kepolisian.

Dalam tuntutannya, ribuan penambang ini meminta agar polisi segera melepaskan Ketua Dewan Adat Poboya, Ali Djalaluddin yang ditahan polisi akibat menganiaya seorang warga. Sayangnya, tuntutan penambang ini tidak bisa dipenuhi polisi karena sang ketua adat terlibat tindak criminal.

Adu mulutpun terjadi antara penambang dengan Kapolres Palu, AKBP Deden Garnada. Polisi akhirnya melunak dan mengizinkan perwakilan penambang untuk menjenguk Ali Djalaluddin di dalam ruang tahanan.

Di dalam tahanan, ketua adat poboya ini ternyata sedang terbaring sakit, akibat tekanan darahnya tinggi, setelah mendengar ribuan penambang mendatangi mapolres. Untuk menenangkan warga, kapolres palu akhirnya mengijinkan Ali Djalaluddin untuk menemui para penambang.

‘’Saya minta anak-anakku semua (Para penambang) untuk kembali. Karena saya sudah menerima apa yang diputuskan polisi terhadap saya. Sebagai warga Negara yang patuh hukum saya siap menerima ini. Sedangkan ketua adat bisa dihukum karena tidak ada yang kebal hokum,’’ kata Ali Djalaluddin menenangkan warga.

Kapolres Palu, AKBP Deden Garnada menyatakan, pihaknya tidak akan membebaskan Ketua Dewan Adat Poboya Ali Djalaluddin yang menjadi tersangka penganiayaan itu, karena kasus yang menimpanya terbilang serius. Meski demikian, polisi bisa menangguhkan penahanannya jika kondisi kesehatannya benar-benar terganggu.

‘’Meski mereka meminta penangguhan penahanan, kami berpatokan pada hasil keterangan dokter. Jika memang kesehatannya terganggu maka kami akan tangguhkan,’’ jelas Deden Garnada.

Meski banyak penambang yang belum setuju dengan keputusan polisi, mereka memutuskan untuk meninggalkan mapolres palu. Namun, para penambang ini berjanji akan kembali mendatangi Mapolres Palu jika sang ketua ada poboya belum juga dibebaskan dari tahanan .abdee

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More