Pantai Marina Ampana

Pantai Marina ini terletak di ujung kota Ampana Kabupaten Tojo Unauna.

My Second son.... ANDRA

Andra.. kaget saat tahu kalau dirinya dijepret.. cepat besar my son..

Desa Kabalutan di Kepulauan Togean 2008

Desa yang berpenghuni sekitar 2000 orang, yang rata-rata dari suku Bajo..

Brimob di Tanah Runtuh Poso.

Insiden kontak senjata antara polisi dan kelompok sipil bersenjata di kawasan Gebangrejo,Poso Kota 22 Januari 2007 yang menewaskan empat belas orang masih meninggalkan kisah dan trauma yang mendalam.

Pantai Talise

Matahari senja di Pantai Talise Palu.

Brimob di Tanah Runtuh Poso.

Insiden kontak senjata antara polisi dan kelompok sipil bersenjata di kawasan Gebangrejo,Poso Kota 22 Januari 2007 yang menewaskan empat belas orang masih meninggalkan kisah dan trauma yang mendalam.

Sunset Wakai

Sunset di pelabuhan Desa Wakai Kepulauan Togean.

Selasa, 18 September 2007

Sulteng belum Bisa Jadi Tuan Rumah PON

Palu- Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) belum akan bisa menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) karena provinsi dengan ibu kota Palu itu tidak memiliki prasarana olahraga yang sesuai standar nasional.


"Bahkan, kolam renang pun tidak ada. Lantas bagaimana bisa menjadi tuan rumah PON," kata Kabid Humas KONI Sulteng Edison Ardiles di Palu, Jumat (14/9).

Dia mengatakan, sarana olahraga satu-satunya yang cukup memenuhi standar nasional adalah Stadion Sepak Bola Gawalise, karena Sulteng memiliki Persipal Palu yang saat ini masih berkutat di Divisi I Liga Indonesia.

Kalau ingin menjadi tuan rumah PON, katanya, pemerintah setempat harus menyiapkan berbagai sarana dan prasarana olahraga yang memadai.

"Namun, hal itu rasanya sulit terwujud sebab alokasi dana olahraga dari pemerintah daerah saja sampai sekarang masih sangat minim. Pemerintah harus mampu menggandeng pihak swasta untuk dijadikan mitra dalam usahanya mengembangkan dunia olahraga di Sulteng," ujarnya.

Selama ini, lanjutnya, pihak swasta belum banyak memberikan andil dalam dunia olahraga. "Ataukah mereka tidak ingin merugi karena secara bisnis, olahraga di Sulteng belum cukup menjanjikan," katanya.

Selain minimnya dana dan sarana olahraga, menurut Ardiles, kondisi geografis provinsi berpenduduk 2,5 juta jiwa itu juga menjadi salah satu hambatan.AN

Selasa, 11 September 2007

Polisi Sita Ratusan Botol Miras


Palu - Beberapa hari menjelang bulan ramadhan, aparat kepolisian semakin gencar melakukan razia penyakit masyarakat. Terutama untuk menangkal peredaran minuman keras secara bebas dan praktik prostitusi seperti di lokalisasi. Selama beberapa hari menggelar razia Polres Palu sudah menyita ratusan botol minuman keras berbagai merek dan kadar alkohol bervariasi.

Selasa siang, Polres Palu bersama Polisi Pamongpraja menggelar razia di sejumlah tempat yang dicurigai sebagai tempat penjualan minuman keras. Saat polisi memasuki sebuah toko yang sudah lama dikenal sebagai distributor minuman di Jalan Suharso, polisi hanya melihat-lihat saja kardus minuman yang menumpuk. Justru mengeluarkan beberapa botol sebagai sampel dan diperlihatkan kepada wartawan. Namun tumpukan kardus berisi minuman keras ini sama sekali tidak disita. Alasannya distributor memiliki izin dan masih tersimpan di gudang.

Gagal menyita miras, petugas kemudian meneruskan razia ke kawasan bekas lokalisasi Tondo. Meski sudah dinyatakan ditutup, tapi praktek prostitusi di tempat ini masih marak.

Sayangnya, polisi yang merazia justru dilakukan di siang hari. Sehingga rumah-rumah bordil dan karaoke sedang tutup dan terlihat sepi. Selain itu juga karena sudah ada edaran walikota Palu untuk menutup sementara tempat hiburan malam menjelang bulan ramadhan. Polisi hanya berhasil mengamankan satu orang yang kedapatan membawa dua pucuk senjata tajam dan sempat digeledah di kamar karena dicurigai terkait narkoba.
Kapolres Palu, AKBP Sunarto kepada wartawan menyebutkan, Polres Palu bersama jajaran empat polsek, sudah menyita sekitar 750 botol minuman keras berbagai merek. Minuman keras yang sudah disita kini diamankan di Mapolres Palu menunggu jadwal pemusnahan.

Ratusan Siswa SMU 2 Demo Dikjar Kota Palu


Palu - Ratusan siswa SMU Negeri 2 Palu, Selasa siang mendemo kantor Dinas Pendidikan Dan Pengajaran Kota Palu. Ratusan siswa ini memprotes pemutasian kepala sekolah SMA 2 oleh Dikjar.



Aksi ratusan siswa SMA 2 Palu ini dilakukan setelah pihak dikjar tidak memberikan penjelasan rinci kepada sejumlah siswa yang mempertanyakan pemutasian kepala sekolah Abdul Khaer.
Ratusan siswa ini akhirnya mendatangi kantor Dinas Pendidikan Dan Pengajaran Kota Palu. siswa ini meminta penjelasan pihak Dikjar perihal pemutasian Kepsek Abdul Khaer.
Siswa SMA 2 Palu ini menganggap, selama memimpin sekolah itu, Abdul Khaer berhasil meningkatkan mutu pendidikan serta membawa SMA 2 Palu menjadi salah satu sekolahteladan. Siswa menduga, pemutasian Abdul Khaer sarat dengan intrik politik. Abdul Khaer sendiri saat ini dimutasi ke SMA Negeri 1 Palu, menjadi kepala sekolah.
Aksi ratusan siswa SMA Negeri 2 Palu ini, berlangsung damai meski dijaga ketat aparat keamanan. Para siswa tidak puas karena kepala Dinas Dikjar yang akan ditemui, sedang tidak berada di tempat.
Salah seorang staff di kantor itu yang menerima siswa ini, berjanji akan menyampaikan permintaan para siswa kepada kepala Dinas Dijkar Kota Palu.

Sabtu, 08 September 2007

Pemalsu KTP Diciduk Polisi

Aparat Polres Parigi Moutong Sulawesi Tengah, menggagalkan aksi pemalsuan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di daerah itu. Polisi juga menangkap seorang warga serta menyita sejumlah perangkat yang digunakan untuk memalsukan KTP.


Degi Rinto Prasetyo (28), laki-laki asal Kota Palu, ditangkap tim buru sergap (buser) Polres Parigi Moutong di jalan Hanusus Kelurahan Masigi.Pria bertubuh kurus ini diciduk setelah kedapatan melakukan pemalsuan KTP.

Penggerebekan aparat itu dilakukan setelah mendapat laporan dari masyarakat mengenai profesi Degi sebagai pembuat KTP palsu. Saat digerebek di rumah kontrakannya, Degi tidak bisa mengelak lagi karena taertangkap basah sedang melakukan aksinya.

Aparat keposian dalam penggerebekan itu menyita satu unit komputer, printer, scanner dan laminator yang digunakan Degi untuk membuat KTP palsu tersebut.

Selain satu unit komputer, polisi juga menyita 23 KTP asli yang dicatut nomor serinya, 24 KTP palsu yang belum selesai diproses dan 14 KTP palsu yang siap diambil pemesannya, satu buah kartu keluarga serta beberapa botol tinta printer.

Degi kemudian digelandang pihak kepolisian ke kantor Polsek Parigi untuk diperiksa dan kemudian ditahan di Polres Parigi Moutong untuk kepentingan penyidikan.

KTP hasil kerja Degi tersebut sangat mirip dengan KTP asli. Yang membedakan hanyalah kualitas kertas yang kemudian diakali Degi dengan pres laminating.

Didepan aparat kepolisian, Degi mengaku baru menjalani profesi sebagai pembuat KTP tersebut selama dua bulan dan baru memproduksi sekitar 100 KTP. Dari pengakuannya, Degi diketahui pernah menjadi tenaga honorer di Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup// Namun kemudian mengundurkan diri dengan alasan pendapatan yang diperolehnya sangat kecil.

Untuk satu buah pembuatan KTP tersebut, Degi mengaku membebankan biaya sebesar Rp 20.00 kepada pemesannya.

Flu Burung di Palu Mulai Mengkhawatirkan

Penyebaran virus Avian Influensa atau flu burung di Kota Palu, sulawesi Tengah, semakin meresahkan warga. Puluhan unggas milim warga kembali ditemukan mati mendadak.

Penyebaran virus flu burung di wilayah ini sudah memasuki tahap mengkhawatirkan. Warga Kelurahan Tatura Kecamatan Palu Timur, resah setelah puluhan unggas milik sejumlah warga ditemukan mati mendadak.

Puluhan unggas milik Nasution, warga Jalan Anoa II Palu, akhirnya melaporkan kejadian itu kepda petugas Dinas Pertanian, perkebuanan dan Peternanakan Kota Palu. Petugas kemudian melakukan test terhadap unggas-unggas yang mati dan menyimpulkan bahwa unggas-unggas itu mati akibat terjangkit flu burung.

“Sehari sebelumnya 15 ekor ayam saya mati mendadak di kandang dan sekarang mati lagi sekitar 20 ekor,” ungkap Nasution.

Setelah mengetahui unggas milik Nasution mati akibat flu burung, sejumlah warga yang memiliki unggas akhirnya rela menyerahkan unggasnya kepada petugas untuk dimusnahkan.

Sehari sebelumnya, puluhan unggas milik Nasution juga mati mendadak disusul unggas-unggas milik sejumlah warga lainnya. Dengan demikian kasus ini merupakan kasus flu burung ke -41 di Kota Palu selama tahun 2007.

Selasa, 04 September 2007

Positif Flu Burung, Puluhan Unggas Dimusnahkan


Palu - Puluhan unggas yang ada di Kota Palu, dimusnahkan pihak Dinas Peternakan Kota Palu. Unggas-unggas tersebut dinyatakan positif terjangkit flu burung. Selama tahun 2007, terdapat 40 kasus flu burung di wilayah ini.

Sebanyak 57 ekor ayam di Kelurahan Lere Kota Palu, dinyatakan positif terjangkit flu burung. Ayam milik keluarga Asna Ibrahim di Jalan Mas Mansur ini, sengaja dimusnahkan pihak Dinas Peternakan Kota Palu karena berada satu kandang dengan puluhan ekor ayam yang mati mendadak sehari sebelumnya, yang berjumlah 70 ekor.

Setelah melakukan pemeriksaan, pihak Dinas Peternakan Kota Palu/ menyatakan puluhan ekor ayam itu positif terjangkit flu burung dan harus dimusnahkan. Ayam-ayam itu dimusnahkan dengan cara dipotong lalu dibakar di dalam lubang yang digali.

“Ini adalah kasus flu burung tahun kedua di Kota Palu, dan tahun ini sudah ribuan ekor unggas mati mendadak dan positif flu burung. Kami mengimbau warga untuk wasapada dan segera melaporkan kepada kami jika ada unggasnya yang mati mendadak,’’ ujar Lukman Unasi Spt, Kepala Bidang Peternakan Kota Palu, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kota Palu usai melakukan pemusnahan di Kelurahan Lere Selasa, 4 Sepetember 2007.

Selama tahun 2007 ini, terdapat 40 kasus flu burung di Kota Palu, Selama itu pula, ribuan ekor unggas mati dan dinyatakan positif flu burung.

Meski belum ada korban jiwa manusia, namun pemerintah Kota Palu, menyatakan menyeriusi penyebaran flu burung ini. Warga kota palu juga kini mulai waspada terhadap mengganasnya flu burung di daerah itu.

“Terus terang dengan adanya kasus flu burung di Kota Palu, kami menjadi takut. Mungkin saja suatu saat flu burung akan menjangkit ke manusia,’’ kata Asna Ibrahim, pemilik unggas.

Pro Pemekaran Sultim Ancam Segel Kantor Instansi

Luwuk - Puluhan warga Luwuk, Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, berunjukrasa mendesak Gubernur Sulawesi Tengah, Bandjela Paliuju, agar segera merealisasikan pemekaran provinsi Sulawesi Timur. Jika tidak, massa mengancam akan menyegel seluruh kantor instansi di Kabupaten Banggai serta melakukan aksi mogok kerja.

Para pengunjukrasa berunjukrasa dengan melakukan pawai keliling Kota Luwuk, ibukota Kabupaten Banggai. Saat pawai, massa mengajak warga Kota Luwuk untuk mendukung aksinya mempercepat terealisasinya pemekaran provinsi Sulawesi Timur. Usai pawai, massa kemudian mendatangi satu persatu kantor instansi dan merubah plang nama dari Provinsi Sulawesi Tengah menjadi Sulawesi Timur.

Usai pawai, massa kemudian mendatangi kantor Bupati Banggai. Di kantor bupati, massa kemudian berorasi dan menyampaikan pernyataan sikapnya yang antara lain meminta Bupati Banggai, Ma'mun Amir dan DPRD Banggai agar mendesak Gubernur Sulteng HB Paliudju untuk segera mengeluarkan persetujuan pemekaran provinsi Sulawesi Timur. Selain itu mengajak kepada seluruh warga dan PNS Kabupaten Banggai untuk mogok kerja hingga Gubernur Sulteng HB Paliudju mengeluarkan surat persetujuannya.

Menanggapi tuntutan massa, Bupati Banggai, Ma'mun Amir berjanji akan menyampaikan aspirasi ini kepada Gubernur Sulteng HB Paliudju. Bupati Banggai berharap agar tuntutan ini disetujui gubernur Sulteng. Puas dengan jawaban bupati massa pun membubarkan diri.

Desakan pemekaran provinsi Sulawesi Timur sudah lama mencuat. Namun aspirasi ini menimbulkan polemik karena dua daerah berebutan untuk menjadi ibukota provinsi yakni Kota Poso Kabupaten Poso dan Kota Luwuk Kabupaten Banggai. Sejumlah daerah yang siap bergabung dalam pemekaran ini antara lain Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan, Morowali, Tojounana dan Kabupaten Poso.

Sabtu, 01 September 2007

Delapan DPD PAN di Sulteng Tuntut Ketua DPW Dicopot

Palu - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Sulawesi Tengah dan Delapan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) setempat menyatakan menolak mengikuti Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) PAN yang dilaksanakan di Palu, tanggal 30-31 Agustus 2007 lalu. Penolakan ini sebagai bentuk protes atas belum dilaksanakannya instruksi DPP PAN Nomor: PAN/K-WSJ/134/V/2007 tanggal 22 Mei 2007 dan serta surat DPP PAN nomor : PAN/A/K-WSJ/162/VII/2007 tanggal 24 Juli 2007 tentang kepengurusan DPW PAN Sulteng periode 2005-2010.

Dari 10 DPD PAN yang berada di Sulteng, Delapan DPD PAN yang menolak yakni Kota Palu, Poso, Parigi Moutong, Tojo Unauna, Tolitoli, Banggai Kepuluan, Banggai dan Buol serta Pengurus DPW PAN Sulteng.
Buntut dari penolakan itu, delapan DPD dan DPW, juga menyatakan mosi tidak percaya terhadap ketua DPW PAN Sulteng, Syamsurijal Anggo.

Ketua DPW PAN Sulteng ini, dinilai tidak mematuhi AD/ART partai berlambang matahari terbit tersebut. Samsurijal Anggo bahkan didesak untuk segera mundur dari jabatannya.
Rakerwil PAN Sulteng yang dilaksanakan tanggal 30-31 Agustus 2007, juga dinilai cacat hukum dengan alasan belum selesainya konsolidasi partai. Bahkan, delapan DPD itu menyatakan tidak mengikuti Rakerwil. Delapan DPD itu dalam waktu dekat akan melaksanakan Rakerwil PAN Sulteng tandingan.

‘’Demi kesinambungan program kerja DPW PAN Sulteng, dalam waktu dekat DPW PAN Sulteng akan melaksanakan Rakerwil tandingan yang diikuti 10 DPD PAN di Sulawesi Tengah,’’ ujar Wakil Ketua DPW PAN Sulteng, Andi Baso Rustam Effendi. Menurut Rustam Effendi, Ketua DPW PAN Sulteng dianggap telah gagal membangun kekuatan partai yang kuat dan sehat serta kondusif, sehingga bisa menyebabkan hancurnya kekuatan PAN Sulteng.

‘’Syamsurijal Anggo telah mengabaikan aspirasi yang berkembang ditingkat bawah, sehingga kami menyatakan mosi tidak percaya kepada saudaraku Syamsurijal Anggo atas penyelenggaraan kepengurusan DPW Sulteng sebagai ketua PAN Sulteng ’’ tegas Tajwin Ibrahim, Wakil Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan, DPW PAN Sulteng.

Menurut Lucky Lasahido, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPD PAN Tojo Una Una, sekaligus juga mantan ketua DPD PAN Poso dan Morowali, tidak ada lagi cara yang terbaik untuk menyelamatkan PAN di Sulteng, selain mendesak agar DPP PAN segera menyelenggarakan Musyawarah Wilayah Luar Biasa (Muswillub) atau segera menunjuk pelaksana tugas ( PLT) ketua DPW PAN Sulteng demi masa depan Partai Amanat Nasional di Sulawesi Tengah.*************

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More